Senin, 26 Februari 2018

Pembentukan Dan Reaktifitas Senyawa Organometalik

Pengertian Senyawa Organologam
             Senyawa organologam adalah senyawa di mana atom-atom karbon dari gugus organik terikat kepada atom logam. Contoh, suatu aloksida seperti (C3H7O)4Ti tidaklah dianggap sebagai suatu senyawa organologam karena gugus organiknya terikat pada Ti melalui oksigen, sedangkan C6H5Ti(OC3H7)3 karena terdapat satu ikatan langsung antara karbon C dari gugus fenil dengan logam Ti.HH Istilah organologam biasanya didefenisikan agak longgar, dan senyawaan dari unsur-unsur seperti Boron, fosfor, dan silikon semuanya mirip logam. Tetapi untuk senyawa yang mengandung ikatan antara atom logam dengan oksigen, belerang, nitrogen, ataupun dengan suatu halogen tidak termasuk sebagai senyawa organologam. Dari bentuk ikatan pada senyawa organologam, senyawa ini dapat dikatakan sebagai jembatan antara kimia organik dan anorganik.
Sifat senyawa organologam yang umum ialah atom karbon yang lebih elektronegatif daripada kebanyakan logamnya. Senyawa komplek logam (biasanya logam-logam transisi) merupakan senyawa yang memiliki satu atau lebih ikatan logam-karbon. Senyawa organologam terdiri dari atom pusat dan ligan (Blaser et al, 2000).
            Terdapat beberapa kecenderungan jenis-jenis ikatan yang terbentuk pada senyawaan organologam:
a.       Senyawaan ionik dari logam elektropositif

Senyawaan organo dari logam yang relatif sangat elektropositif umumnya bersifat ionik, tidak larut dalam pelarut organik, dan sangat reaktif terhadap udara dan air. Senyawa ini terbentuk bila suatu radikal pada logam terikat pada logam dengan keelektropositifan yang sangat tinggi, misalnya logam alkali atau alkali tanah. Kestabilan dan kereaktifan senyawaan ionik ditentukan dalam satu bagian oleh kestabilan ion karbon. Garam logam ion-ion karbon yang kestabilannya diperkuat oleh delokalisasi elektron lebih stabil walaupun masih relatif reaktif. Adapun contoh gugus organik dalam garam-garaman tersebut seperti (C6H5)3C-Na+ dan (C5H5)2Ca2+.
b.      Senyawaan yang memiliki ikatan -σ (sigma)
Senyawaan organologam  dimana sisa organiknya terikat pada suatu atom logam dengan suatu ikatan yang digolongkan sebagai ikatan kovalen (walaupun masih ada karakter-karakter ionik dari senyawaan ini) yang dibentuk oleh kebanyakan logam dengan keelektropositifan yang relatif lebih rendah dari golongan pertama di atas, dan sehubungan dengan beberapa faktor berikut:
1.      Kemungkinan penggunaan orbital d yang lebih tinggi, seperti pada SiR4 yang tidak tampak dalam CR4.
2.      Kemampuan donor alkil atau aril dengan pasangan elektron menyendiri.
3.      Keasaman Lewis sehubungan dengan kulit valensi yang tidak penuh seperti ada BR2atau koordinasi tak jenuh seperti ZnR2.
4.      Pengaruh perbedaan keelektronegatifan antara ikatan logam-karbon (M-C) atau karbon-karbon (C-C).
c.       Senyawaan yang terikat secara nonklasik
Dalam banyak senyawaan organologam terdapat suatu jenis ikatan logam pada karbon yang tidak dapat dijelaskan dalam bentuk ionik atau pasangan elektron/kovalensi. Misalnya, salah satu kelas alkil terdiri dari Li, Be, dan Al yang memiliki gugus-gugus alkil berjembatan. Dalam hal ini, terdapat atom yang memiliki sifat kekurangan elektron seperti atom Boron pada B(CH3)3. Atom B termasuk atom golongan IIIA, dimana memiliki 3 elektron valensi, sehingga cukup sulit untuk membentuk konfigurasi oktet dalam senyawaannya.

Konsep Dasar Organologam Dan Reaksi-Reaksi Pembentukan Organologam
            Pada dasarnya Organologam prinsipnya yaitu atom-atom Karbon dari gugus organik terikat kepada atom logam. Konsep ini yang mendasari Organologam, sehingga banyak cara untuk menghasilkan ikatan-ikatan logam pada Carbon yang berguna bagi kedua logam transisi dan non-transisi. Beberapa yang lebih penting adalah sebagai berikut:
1.   Reaksi Logam langsung ; sintesis yang paling awal oleh ahli kimia Inggris, Frankland  dalam tahun 1845 adalah interaksi antara Zn dan suatu alkil Halida. Adapun yang lebih berguna adalah penemuan ahli kimia Perancis, Grignard yang dikenal sebagai pereaksi Grignard. Contohnya interaksi Magnesium dan alkil atau aril Halida dalam eter:
Mg + CH3I → CH3MgI
Interaksi langsung alkil atau aril Halida juga terjadi dengan Li, Na, K, Ca, Zn dan Cd.
2.   Penggunaan zat pengalkilasi. Senyawa ini dimanfaatkan untuk membuat senyawa organologam lainnya. Kebanyakan Halida nonlogam dan logam atau turunan Halida dapat dialkilasi dalam eter atau pelarut hidrokarbon, misalnya :
PCl3 + 3C6H5MgCl  → P(C6H5)3 + 3MgCl2
VOCl3 + 3(CH3)3SiCH2MgCl → VO(CH2SiMe3)+ 3MgCl2
3.    Interaksi Hidrida Logam atau nonlogam dengan alkena atau alkuna.
4.    Reaksi Oksidatif adisi. Reaksi yang dikenal sebagai reaksi Oksa dimana Alkil atau Aril Halida ditambahkan pada senyawa logam transisi Koordinasi tidak jenuh menghasilkan ikatan logam Karbon. Contohnya:
RhCl(PPh3)3 + CH3I → RhClI(CH3)(PPh3)2 + PPh3
5.    Reaksi Insersi yaitu reaksi yang menghasilkan ikatan-ikatan dengan Karbon, sebagai contoh:
SbCl5 + 2HC CH→Cl3Sb(CH=CHCl)2
Atom pusat dari suatu senyawa kompleks yang digunakan antara lain logam-logam transisi deret pertama seperti: Cr, Mn, Fe, Co, Ni, Cu, dan Zn (HIjazi et al, 2008). Ligan dari suatu senyawa komplek dapat mempengaruhi bentuk geometri dari senyawa organologam itu sendiri sehingga dapat dimanfaatkan dalam berbagai reaksi kimia. Tabel 1 menjelaskan tentang perbedaan jenis ligan yang terikat pada atom pusat, dimana memberikan bentuk geometri yang berbeda dan perbedaan reaksi yang mampu dikatalisisnya.
            Tabel 2.1 Senyawa komplek organologam dengan perbedaan ligan, geometri, dan reaksi yang dapat dikatalisisnya (Blaser et al, 2000).
Metal oxidation state
Example
Geometry
Preferred reaction
Ni0
Ni(CO4)
Tetrahedral
Ligan dissociation
Pd0
Pd(PR3)2
Linear
Oxidative addition
NiII Pd II
ArPd(PR3)2X
Square planar
Reductive elimination
Rh Ir I
Rh(PR3)3X2
Square planar
Oxidative addition
Ru II
Ru(PR3)3X2
Trigonal pyramid l
Ligan dissociation
Oxidative addition
Ru II Rh III
Rh(Pr3)3XH2
Octahedral
Reductive elimination
Ir III

Pada kompleks logam ada tiga jenis keadaan tereksitasi yaitu:
a.       Logam-centered (MC), eksitasi elektron dari T2g ke orbital Eg,
b.      Ligan-centered (LC) yang menyatakan transisi dari p-p*,
c.      Transfer elektron dari logam ke ligan (MLCT).
            Singlet-singlet serapan merupakan transisi elektronik dari orbital logam T2g ke orbital ligan kosong atau berpusat pada ligan yaitu dari orbital p untuk orbital p* kosong. Sebaliknya, singlet-triplet serapan yang transisinya dengan spin berubah dan dilarang, karena terkait dengan koefisien kepunahan kecil (Baranoff et al.,2009).
Terdapat dua macam ikatan organologam, yaitu :
·                     Ikatan ionik. Ikatan ionik organologam terbentuk dari unsur yang sangat elektropositif
yaitu unsur pada golongan I, II, dan III. Organologam dengan yang berikatan secara ionik bersifat tak larut dalam pelarut hidrokarbon dan mudah teroksidasi.
·                     Ikatan kovalen. Ikatan kovalen organologam  yang mudah menguap terbentuk dari logam Zn, Cd, Hg, dan logam non-transisi gologan III (kecuali aluminium), IV, dan V. Ikatan kovalen ini terbentuk dengan cara memberikan satu elektron tunggalnya, baik dari logam maupun unsur organiknya, untuk dipakai secara bersama. Sifat dari senyawa organologam dengan ikatan kovalen ini mudah menguap, larut dalam pelarut organik, dan tidak larut dalam air.
PERMASALAHAN :
     Apa fungsi utama dari senyawa organologam ?
    Sebutkan senyawa organologam pada pengolahan hasil minyak bumi!
3      Apa yang menyebabkan suatu senyawa organologam memiliki ikatan sigma?

Referensi :


3 komentar:

  1. Baiklah saya akan menjawab permasalahan anda yang nomor 1
    Fungsi utama senyawa organologam itu sendiri adalah sebagai katalis pada reaksi kimia.

    BalasHapus
  2. Saya mencoba menjawab pertanyaan nomor 2.

    Secara umum komposisi minyak bumi terdiri dari senyawa golongan Alkana (oktana), Sikloalkana, Benzena, dan senyawa lain yang persentasenya sedikit seperti Organologam yang mengandung logam vanadium dan nikel.

    BalasHapus
  3. Izin menjawab
    Saya akan mencoba menjawab permasalahan anda yang ketiga
    Senyawa organo logam memiliki ikatan sikmasenyawa organologam memiliki ikatan utama kovalen dan sifat kimianya adalah dari kimiawi karbon yang
    disebabkan karena beberapa faktor, yaitu:
    a. Kemungkinan penggunaan orbital d yang lebih tinggi, seperti pada
    SiR4 yang tidak tampak dalam CR4.
    b. Kemampuan donor alkil atau aril dengan pasangan elektron
    menyendiri.
    c. Keasaman Lewis sehubungan dengan kulit valensi yang tidak penuh
    seperti pada BR2 atau koordinasi tak jenuh seperti ZnR2.
    d. Pengaruh perbedaan keelektronegatifan antara ikatan logam-karbon
    (M-C) atau karbon-karbon (C-C).

    BalasHapus

Pembentukan Struktur Sekunder dan Tersier Pada Protein

Struktur protein Ada 4 tingkat struktur protein yaitu struktur primer, struktur sekunder, struktur tersier dan struktur kuartener. 1. Struk...