ALKIL HALIDA
Alkil halida adalah turunan hidrokarbon di mana satu atau lebih
hidrogennya diganti dengan halogen. Tiap-tiap hidrogen dalam hidrokarbon
potensil digantikan dengan halogen, bahkan ada senyawa hidrokarbon yang semua
hidrogennya dapat diganti. Senyawa terfluorinasi sempurna yang dikenal sebagai
fluorocarbon, cukup menarik karena kestabilannya pada suhu tinggi.
Alkil
halida juga terjadi di alam, meskipun lebih banyak terjadi dalam organisme air
laut daripada organisme air tawar. Halometana sederhana seperti CHCl3,
CCl4, CBr4, CH3I, dan CH3Cl adalah
unsur pokok alga Hawai Aspagonsi
taxiformis. Bahkan ada senyawa alkil halida yang diisolasi dari organisme
laut yang memperlihatkan aktivitas biologis yang menarik. Sebagai contoh adalah
plocamen B, suatu turunan triklorosikloheksana yang diisolasi dari alga merah
Plocamium violaceum, berpotensi seperti DDT dalam aktivitas insentisidalnya
melawan larva nyamuk.
ALKOHOL
Alkohol sering dipakai untuk menyebut etanol, yang juga disebut grain
alcohol; dan kadang untuk minuman yang mengandung alkohol. Hal ini disebabkan
karena memang etanol yang digunakan sebagai bahan dasar pada minuman tersebut,
bukan metanol, atau grup alkohol lainnya. Begitu juga dengan alkohol yang
digunakan dalam dunia farmasi. Alkohol yang dimaksudkan adalah etanol.
Sebenarnya alkohol dalam ilmu kimia memiliki pengertian yang lebih luas lagi.
Dalam kimia, alkohol (atau alkanol) adalah istilah yang umum untuk
senyawa organik apa pun yang memiliki gugus hidroksil (-OH) yang terikat pada
atom karbon, yang ia sendiri terikat pada atom hidrogen dan/atau atom karbon
lain.
REAKSI ELIMINASI
Reaksi Eliminasi adalah reaksi
penghilangan suatu gugus atom pada suatu senyawa. Pada reaksi elimiasi teradi
perubahan ikatan, ikatan tunggal –> ikatan rangkap
Mekanisme satu-tahap dikenal sebagai
reaksi E2, dan mekanisme dua-tahap dikenal sebagai reaksi E1. Angka pada nama
reaksi tidak berhubungan dengan jumlah tahapan dalam mekanisme tersebut, namun
berkaitan dengan kinetika reaksi, bimolekular dan unimolekular berturut-turut.
Dalam kasus yang jarang terjadi, untuk molekul yang memiliki gugus pergi yang
buruk, jenis reaksi ketiga, E1CB, terjadi.
JENIS-JENIS REAKSI ELIMINASI
a. Reaksi Eliminasi E1 (Unimolekuler)
Reaksi
eliminasi unimolekuler adalah reaksi eliminasi dimana karbokation memberikan
sebuah proton kepada suatu basa dalam suatu reaksi eliminasi sehingga akan
menghasilkan suatu produk alkena. Dalam reaksi ini hanya satu molekul saja yang
menetukan reaksi.
Mekanisme eliminasi unimolekuler (E1) memberikan arti bahwa keadaan
transisi penentu lajunya melibatkan suatu molekul tunggal. Tahap penentu
lajunya sama seperti tahap pertama pada reaksi SN1, yaitu ionisasi unimolekuler
secara spontan dari substrat halide membentuk suatu intermediet karbokation.
Pada tahap kedua kedua yang cepat, suatu basa menarik proton pada atom karbon
yang berdampingan. Elektron yang sebelumnya untuk ikatan proton-karbon sekarang
membentuk ikatan pi diantara kedua ataom karbon.
Mekanisme umum reaksi E1 adalah sebagai berikut :
Tahap 1 :
Ionisasi (penentu Laju)
Reaksi E1 berjalan
lambat
Tahap 2 :
Penarikan proton oleh Basa (cepat)
Reaksi E1 berjalan
cepat.
Mekanisme
reaksi E1 ini hampir selalu bersama dengan reaksi SN1. Pada saat karbokation
membentuk, ada dua kemungkinan eliminasi atau substitusi, dan campuran produk
akan dihasilkan.
Diagram perubahan energi reaksi E1
Stereokimia produk reaksi E1
Pada
mekanisme E1 keterlibatan stereokimianya tidak seperti mekanisme E2. Pada
reaksi E2 geometri periplanar diperlukan, tetapi pada reaksi E1 tidak ada
syarat geometri. Intermediet karbokation dapat melepaskan proton manapun dari
posisi tetangganya yang tersedia. Pada reaksi ini juga dapat diharapkan produk
yang terbentuk adalah produk yang lebih stabil.
b.
Reaksi
Eliminasi E2 (Bimolekuler)
Reaksi
eliminasi bimolekuler adalah suatu reaksi eliminasi dimana terdapat dua molekul
yang menjadi reaktannya, yakni substrat dan basa atau nukleofilnya. Oleh karena
itu, mekanisme reaksi E2 melibatkan dua molekul sehingga tahap penentu laju
reaksinya :
Selain
itu, hanya pada reaksi E2 akan menghasilkan stereospesifik namun tidak untuk
reaksi E1.
Dalam reaksi E2 yang lebih dominan adalah :
ü Substrat yang mengandung
gugus pergi yang baik berikatan dengan atom karbon tetrahedral.
ü Basa kuat non-nukleofilik.
ü Tidak terjadi pembentukan karbokation
ü Pembentukan secara serempak
ü Produk Saytzeff umumnya produk utama :
Reaksi
E2 alkil halida cenderung dominan bila digunakan basa kuat seperti –OH dan –OR,
dan temperatur tinggi. Secara khas reaksi E2 dilaksanakan dengan memanaskan
alkil halida dengan nukleofilnya dalam suatu pelarut.
Diagram perubahan energi reaksi E2
Mekanisme
reaksi E2
Dalam
mekanisme E2, kedua gugus dilepas secara serentak, dimana proton ditarik oleh
adanya basa. Mekanisme ini berlangsung satu tahap dan secara kinetik adalah
orde kedua, orde satu terhadap subtrat dan orde satu terhadap basa. Reaksi ini
analog dengan mekanisme SN2, gugus perginya dapat positif atau netral dan
basanya bermuatan negatif atau netral.
Mekanisme
E2 juga memerlukan basa. Akan tetapi, pergantian posisi basa dan eliminasi
gugus lepas berlangsung secara serentak dan tidak menghasilkan zat antara
ionik. Berbeda dengan eliminasi E1, konfigurasi stereokimia yang berbeda dapat
dihasilkan dalam reaksi yang memiliki mekanisme E2 karena basa akan lebih memfavoritkan
eleminasi proton yang berada pada posisi-anti terhadap gugus lepas. Oleh karena
kondisi dan reagen reaksi yang mirip, eliminasi E2 selalu bersaing dengan
substitusi SN2.
Berdasarkan
data eksperimen menunjukan bahwa reaksi E2 adalah stereospesifik. Eliminasi
selalu terjadi dari suatu geometri periplanar, artinya bahwa semua empat atom
yang bereaksi-hidrogen, dua atom karbon, dan gugus pergi terletak pada bidang
yang sama. Ada dua geometri yang mungkin: geometri sin periplanar, dimana H dan
X pada sisi yang sama dari molekul; dan geometri anti periplanar, dimana H dsn
X ada pada posisi yang berlawanan dalam molekul. Pada kedua geometri ini, anti
periplanar lebih disukai karena memiliki konformasi “staggered” yang memiliki
energy lebih rendah, sedangkan sin
periplanar memiliki konformasi “eclips” dengan energy yang lebih tinggi.
Stereokimia produk reaksi E2
Geometri
anti periplanar untuk eliminasi E2 memiliki konsekuensi stereokomia yang pasti
yang membuktikan mekanisme yang diusulkan. Sebagai contoh,
meso-1,2-dibromo-1,2-dipeniletana mengalami eliminasi E2 pada pengolahan dengan
basa yang hanya menghasilkan E-alkena (gugus penil cis). Tidak hanya isomer
Z-alkena diharuskan memiliki geomatri sin periplanar.
Reaksi eliminasi E2 dengan geometri periplanar dapat diidentikan dengan
reaksi SN2 dengan geometri 180o. pada reaksi SN2, sepasang electron dari
nukleofil yang datang mendesak gugus pergi pada sisi yang berlawanan dari
molekul (serangan sisi belakang). Pada reaksi E, sepasang electron dari suatu
ikatan C-H tetangga mendesak gugus pergi pada posisi berlawanan dari molekul
(anti periplanar).
Pada system sikloheksana diketahui bahwa hampir semua seikloheksana
stabil pada konformasi kursi. Pada konformasi ini semua ikatan karbon-karbon
adalah staggered, dan eliminasi E2 bisanya berlangsung melalui keadaan transisi
staggered anti coplanar. Dua ikatan aksial bersebelahan berada dalam konformasi
anti koplar, orientasi yang ideal untuk reaksi E2. Pada dua stom karbon yang
bersebelahan, satu ikatan aksial ke atas dan satu ikatan aksial ke bawah. Kedua
ikatan aksial ini berporsi trans satu sama lain atau disebut trans-diaksial.
Reaksi eliminasi E2,
pada system sikloheksana bentuk kursi hanya dapat berlangsung bila proton dan
gugus perginya berada pada posisi trans-diaksial. Gambar 8.2 menunjukkan
dehidrohalogenasi E2 dari bromosikloheksana. Molekul harus membalik ke
konfirmasi kursi dengan atom brom aksial sebelum eliminasi dapat terjadi.
PERMASALAHAN :
Pada artikel di
atas dikatakan bahwa “Dalam kasus yang jarang terjadi, untuk molekul yang
memiliki gugus pergi yang buruk, jenis reaksi ketiga, E1CB, terjadi”.
Nah saya masih
kurang mengerti mengenai :
1. Kasus
seperti apa yang dimaksud dan bisakah teman-teman berikan salah satu contohnya?
2. Bagaimana
suatu molekul dapat dikatakan memiliki gugus pergi yang buruk? Tolong jelaskan.
3. Jelaskan
mengenai reaksi jenis ketiga (E1CB) menggunakan bahasamu sendiri.
Referensi :
Assalamualaikum Annisa saya akan mencoba membantu menjawab pertanyaan anda pada nomor 2. Bagaimana suatu molekul dapat dikatakan memiliki gugus pergi yang buruk?
BalasHapusapabila gugus pergi yang buruk adalah gugus –OH pada alcohol, sehingga tidak bias digantikan oleh Nukleofil sehingga harus diubah menjadi gugus lain Kemungkinan suatu gugus digantikan oleh gugus lain tergantung pada kebasaan relatif dari kedua gugus. Semakin lemah kebasaan suatu gugus, kemampuan untuk pergi lebih baik.
BalasHapusNama saya mega,saya akan mencobamenjawab pertanyaan saudari anisa nomor 1
Gugus pergi adalah gugus apa saja yang mudah diputus dari ikatannya dengan suatu atom karbon. Gugus-pergi yang membawa pergi elektron disebut nukleofugal, dan gugus-pergi yang tanpa membawa elektron disebut elektrofugal.
Sifat gugus pergi:
1.Gugus pergi yang baik adalah anion stabil (basa konjugat) dan turunan dari asam kuat. Gugus pergi yang baik biasanya adalah basa lemah.
Contoh:
- Ion halida
Yaitu I-, Cl-, Br-.
Assalamualaikum Wr. Wb.
BalasHapusSaya Linggonilus Masturanda dengan NIM 082 mencoba menjawab seadanya pertanyaan nomor 3. Produknya tidak stabil, karena hidroksida bisa hilang dari atom oksigen yang merupakan nukleofil. Hidroksida baik-baik saja sebagai kelompok yang tertinggal di sini setelah semua, hidroksida hilang dari enolat dalam eliminasi E1CB, dan di sini pemutusan ikatan adalah ikatan O-O yang lemah. Produknya adalah epoksida.