Reaksi penyisipan merupakan suatu reaksi yang menyisipkan
suatu molekul kedalam suatu senyawa organologam. Molekul yang menyisip kedalam
senyawa organologam ini dapat bertindak sebagai 1,1 insertion dan 1,2
insertion, kedua hal ini merupakan suatu acuan bagaimana molekul ini
menyisipkan dirinya diantara logam dan ligan senyawa organologam yaitu
apakah menggunakan satu atom untuk mengikat logam dan ligan (1,1 insertion)
atau molekul tersebut mempunyai dua atom yang satu mengikat logam sedangkan
atom lain mengikat ligan (1,2 insertion). Contoh reaksi insertion dapat
ditunjukan dari siklus reaksi dibawah ini (reaksi penyisipan di dalam kotak).
Pada reaksi diatas dapat dijelaskan bahwa senyawa
HNi(CO)2Cl direaksikan dengan senyawa RCH=CH2 maka
senyawa RCH=CH2 akan menyisip diantara logam dengan atom H.
Reaksi ini merupakan 1,2 insertion, dimana ada dua atom C pada
senyawa ini, satu atom C mengikat logam Ni dan atom C yang lain mengikat H,
akibatnya ikatan rangkap pada molekul RCH=CH2 berubah
menjadi tunggal karena elektronnya dipakai untuk mengikat logam dan atom H.
2.
Carbonyl Insertion (Alkyl Migration)
Reaksi penyisipan karbonil pada dasarnya sama
seperti penyisipan biasanya (1,1 insertion dan 1,2
insertion), tetapi yang membedakan disini adalah yang masuk diantara logam
dan ligan adalah molekul karbonil (CO). Mekanisme reaksi dari penyisipan
karbonil diusulkan ada tiga, yaitu penyisipan secara langsung, migrasi
karbonil, dan migrasi alkil. Dari ketiga usulan mekanisme reaksi ini, dilakukan
pengujian melalui eksperimental. Hasilnya mekanisme penyisipan karbonil yang
diterima atau sesuai hasil pengujian adalah migrasi alkil. Jadi alkil
bermigrasi dan terikat pada karbonil, tempat yang ditinggalkan alkil tadi
ditempati karbonil dari luar. Contoh dari penyisipan karbonil diberikan pada
siklus reaksi dibawah ini (dalam kotak):
(dapat dilihat pada : Bernardi,
F., Bottoni, A., Nicastro, N., and Rossi, I., 2000, Theoretical Study of
the Mechanism of Carbonyl Insertion Reactions Catalyzed by Nickel
Complexes, Organometallic 19: 2170-2178)
Dari kedua gambar diatas, dapat dijelaskan bahwa
reaksi penyisipan karbonil seperti dijelaskan pada pengantar singkat reaksi
penyisipan karbonil diatas, mekanisme reaksinya adalah migrasi alkil. Pada
gambar diatas ditunjukkan bahwa CH2CH2R bermigrasi ke CO,
tempat kosong pada logam yang ditinggalkan alkil tersebut selanjutnya diisi
oleh CO dari luar.
3.
Hydride Elimination
Reaksi eliminasi hidrida ini yang sering ditemui
adalah reaksi β-elimination yang merupakan suatu reaksi transfer atom H pada
suatu ligan alkil (pada ligan posisi β terhadap logam) ke logam. Reaksi ini
dapat menyebabkan meningkatnya bilangan oksidasi dan bilangan koordinasi dari
logam. Proses transfer atom H pada alkil posisi β ini terjadi apabila posisi
logam, carbon α, karbon β, dan hidrida koplanar. Contoh reaksi ini adalah pada
siklus Wacker. Pada siklus ini terdapat reaksi β-hibrid-eliminasi (dalam
kotak).
Pada reaksi diatas dinamakan reaksi
β-hidrid-eliminasi karena pada molekul A, atom H yang terikat pada atom O
(pada gugus OH posisi β terhadap logam), ditransfer menuju ke logam Pd. Pada
contoh reaksi ini ternyata reaksi β-hidrid-eliminasi tidak hanya atom H
milik alkil posisi β, tetapi dapat juga dari atom H dari gugus hidroksil (OH)
pada posisi β. Atom H yang ditransfer ke logam Pd menyebabkan bilangan
koordinasi logam Pd bertambah dari dua menjadi tiga. Hasil akhir dari reaksi
ini adalah terbentuknya molekul B.
4.
Abstraction Reaction
Reaksi abstraksi merupakan suatu reaksi eliminasi
ligan yang tidak akan merubah bilangan koordinasi logam. Reaksi ini berkaitan
dengan pembuangan substituent pada ligan dengan posisi karbon α dan β terhadap
logam. Pembuangan substituent pada ligan ini dapat terjadi karena pengaruh
suatu reagen eksternal. Contoh dari reaksi ini adalah:
(dapat
dilihat pada : Lung-Shiang Luh, Ling-Kang Liu, 2001, (η 5-C5H5)-Ring
alkylation reaction with the C5H5 anion: towards the
construction of tri-Fe complex Fe{μ,η5:η4-5-exo-(1’-C5H4)C5H5]Fe(CO)2(PPh3)}2, Journal
of Organometallic Chemistry, 637-639: 549–557)
Pada reaksi diatas (dalam kotak) disebut sebagai
reaksi abstraksi dikarenakan terjadi pembuangan substituent yaitu atom H pada ligan
η4-5-exo-RC5H5 (tetrahapto) yang
disebabkan oleh reagen Ph3CPF6. Dari hasil pembuangan
atom H ini, maka ligan η4-5-exo-RC5H5 berubah
menjadi η5-RC5H4. Bilangan koordinasi logam
pada reaksi ini tidak berubah, tetapi bilangan oksidasi logam Fe berubah dari
Fe(0) menjadi Fe(II).
PERMASALAHAN
:
1. Sebutkan dan jelaskan dua macam ikatan yang
terdapat pada organologam!
2. Kimia
organologam adalah ilmu kimia yang mempelajari tentang logam yang berikatan
langsung dengan satu atau lebih atom carbon. Namun ada beberapa senyawa organologam
yang tidak berikatan langsung dengan atom karbon, sebutkan!
3.
Sebaliknya, ada beberapa logam yang berikatan langsung dengan unsur karbonnya
namun bukan termasuk senyawa organologam, yaitu?
4.
Siapa yang menemukan senyawa Kompleks Vaska? Dan apa kemampuan yang dimiliki
oleh senyawa ini?
Referensi
:
Bernardi,
F., Bottoni, A., Nicastro, N., and Rossi, I., 2000, Theoretical Study of
the Mechanism of Carbonyl Insertion Reactions Catalyzed by Nickel
Complexes, Organometallic 19: 2170-2178
Keith,
J., Oxgaard, J., and Goddard,W., 2006, Inaccessibility of â-Hydride
Elimination from -OH Functional Groups in Wacker-Type Oxidation, J. AM.
CHEM. SOC, 128(10)
Lung-Shiang
Luh, Ling-Kang Liu, 2001, (η 5-C5H5)-Ring alkylation
reaction with the C5H5 anion: towards the construction
of tri-Fe complex Fe{μ,η5:η4-5-exo-(1’-C5H4)C5H5]Fe(CO)2(PPh3)}2, Journal
of Organometallic Chemistry, 637-639: 549–557